• Subnetting


    Pengertian Subnetting Secara Umum

    Pada dasarnya subnetting merupakan sebuah aktivitas jaringan komputer untuk mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP yang kemudian akan di reserve atau disimpan, yang nantinya akan digunakan untuk mendefinisikan alamat subnet.

    Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyakjumkah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan hostbit.

    Selain itu Subnetting bisa juga diartikan sebagai salah satu teknik untuk membagi atau memecah  blok IP address IPv4 pada kelas A,B, dan C menjadi blok IP address yang lebih kecil. Subnetting juga merupakan pembagian sebuah jaringan ke dalam beberapa subjaringan (sub-network = subnet) yang lebih kecil dimana masing-masing memiliki alamatnya sendiri.

    Secara umum terdapat beberapa tujuan dari melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
    • Untuk mengefisienkan jumlah host dalam jaringan kecil dimana jumlah hostnya tidak sampai 254 buah.
    • Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas jalur data pada jaringan besar yang jumlah hostnya hampir mencapai 254 atau bahkan lebih dengan cara membaginya menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil yang kemudian dihubungkan dengan perangkat router.
    • Untuk memotong jumlah host yang dapat terhubung ke jaringan dengan alasan keamanan.
    Subnetting ClassFull
    Classfull merupakan pengalamatan IP yang dibagi berdasar pada kelas. Perlu kalian ketahui bahwa ada 5 kelas yang tidak sama dan itu merupakan kelas yang menentukan ukuran jaringan. Empat bit pertama dari alamat IP yang dipakai untuk mengidentifikasi kelas. Dari lima kelas A, B, C, D serta E. kelas A, B serta C dipakai untuk jaringan unicast, D untuk jaringan multicast serta E disiapkan untuk pemakaian ”masa depan”.

    Bit yang digunakan untuk mengidentifikasi kelas adalah sebagai berikut:
    • A = 1 bit pertama IP Address-nya“0”
    • B = 2 bit pertama IP Address-nya“10”
    • C = 3 bit pertama IP Address-nya“110”
    • D = 4 bit pertama IP Address-nya“1.110”
    • E = 4 bit pertama IP Address-nya“1.111”
    Namun persoalan nampak dengan adanya arsitektur ini, kalau ukuran jaringan itu sangat besar. Hal ini sudah pasti dapat mengurangi tingkat fleksibilitasnya ini mengakibatkan pemborosan sebagian alamat. Untuk menangani masalah ini, CIDR atau Routing Inter-Domain Classless dikenalkan pada th. 1993. Berikut alamat IP dibagi jadi dua sisi, yaitu :
    • Sisi paling utama yaitu alamat jaringan yang dipakai untuk mengidentifikasi jaringan
    • Sisi yang paling penting yaitu host identifier.
    Contoh Dasar :
    IP Kelas C memiliki range host 0 – 255 192. 168. 1. 0 – 192. 168. 1. 255, Bagaimana andaikan computer dikantor hanya ada 10? klo kita memakai default netmask ip kelas C 255. 255. 255. 0 jadi bakal terdapat beberapa IP yg tidak dipakai dikarenakan yang kita perlukan cuma 10 IP saja, memanglah tak ada problem dengan mengkoneksikan IP/24 itu namun apabila akan mengatur serta mengelola pastinya akan sulit lantaran kita bingung IP mana yang sudah dipakai karnadan tentunya sangat banyak. oleh karena itu dipakai CIDR yang umumnya dinotasikan dengan tanda ”/“ (Slash), hingga notasi yang dipakai/28. Maka permasalahan ini sudah bisa kita simpulkan menjadi seperti dibawah ini :
    • 192.168.1.0 /28 = range ip 192.168.1.0 – 192.168.1.15
    • 192.168.1.0 = Net ID
    • 192.168.1.15 = Broadcast
    • 192.168.1.1 – 192.168.1.14 adalah IP Available


    Video Subnetting



    PPT Subnetting


  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Our Team

Ismed Eko Hadi Saputra
170533628600
Luthfiah Setya Pratiwi
170533628502
Muhammad Ihda Rizqi S
170533628522
M.Nuran Fadilah
170533628503
Gilang Cahyo Panyuluh
170533628559

.